Eh Dasar Samin: dari Ejekan Menjadi Kearifan
3 jam lalu
Menggali makna ajaran Sedulur Sikep tentang pentingnya menjalani hidup dengan nilai moral.
***
“Eh Dasar Samin” seringkali saya mendengar orang berucap kata tersebut sebagai sebuah ejekan atau sindiran kepada orang lain. Kata tersebut dikonotatifkan sebagai sifat kolot dan ndableg alias sulit dikasih tau.
Suku Samin bertempat tinggal di Kabupaten Blora. Para penganut ajaran Saminisme menyebut dirinya sebagai Sedulur Sikep. Sedulur berarti saudara dan sikep berarti sikap jujur, memegang teguh janji, serta menyelaraskan diri dengan nilai-nilai kehidupan. Dalam perkembangannya ajaran filosofis suku Samin menyebar dan terus berkembang hingga ke daerah lain seperti di Bojonegoro, Kudus, Pati dan mungkin juga ada dibeberapa daerah lainnya.
Pada beberapa bulan yang lalu saya berkesempatan untuk bertemu dengan beberapa warga Samin Klopoduwur untuk berdiskusi mengenai ajaran yang mereka hayati. Di Blora terdapat beberapa kelompok komunitas Samin, diantaranya: Samin Klopoduwur; Samin Ploso Kediren; Samin Sambong dan Samin Balong.
Penulis mengamati pemikiran Samin dalam tiga tahun terakhir. Seperti pembicaraan kami pada waktu sebelumnya terkait bagaimana ajaran Samin Klopoduwur dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan berpedoman pada ajaran yang di sampaikan oleh Suro Samin “mbah Engkrek”.
Berbeda dengan Samin Suro Sentiko yang lebih dikenal oleh masyarakat luas karena perjuangan melawan Bbelanda secara frontal, kala itu Samin engkrek lebih memilih berjuang secara diplomatis dengan cara menyebarkan ajaran sikep melalui diskusi dengan para pengikutnya. Ajaran yang disebarkan berupa dua ajaran utama yaitu Panca Sesanti Sedulur Sikep Samin (Lima Pedoman Sedulur Sikep Samin) dan Panca Wewaler Sedulur Sikep Samin (Lima Aturan Sedulur Sikep Samin).
Panca Sesanti akan menjadi pedoman filosofis bagi sedulur sikep yang memberikan kekuatan spiritual dalam menjalani kehidupan. Pertama, Seduluran (persaudaraan) mengandung nilai filosofis yang dalam dengan adanya hubungan batin, kebersamaan, solidaritas, dan rasa setara antar-manusia. Kedua, Ora seneng memungsuhan (cinta damai) bahwa orang sikep harus dapat meninggikan nilai kehidupan yang harmonis, cinta damai dan menganggap segala permasalahan ada solusinya.
Ketiga, Ora seneng rewang seng dudu sakmestine (bersifat adil) tidak suka membantu hal-hal yang bukan menjadi urusannya atau tidak semestinya, tetap menjaga batas agar tidak mengganggu orang lain. Keempat, Ojo ngrenah liyan (fitnah) Sedulur Sikep menjunjung tinggi nilai kejujuran dan tidak ingin menjatuhkan orang lain melalui ucapan (hasut maupun fitnah). Kelima, Eling sing kuwoso (berketuhanan) komunitas Samin Klopoduwur yakin Tuhan YME selalu melihat, sehingga harus sadar tanggung jawab sebagai makhluk ciptaanNYA.
Selain itu mereka sangat menerima dan menghargai perbedaan, karena Tuhan yang menciptakan perbedaan itu. Mereka menerima apapun agama dan kepercayaan yang dianut masing-masing anggota komunitas.
Sementara Panca Wewaler akan menjadi aturan yang wajib ditaati masyarakat Samin Klopoduwur. Pertama, tresno pepadane urip (cinta sesama mahluk hidup) memberi energi kehidupan untuk dapat mencintai sesama makhluk hidup, yang membuat manusia bisa hidup berdampingan dengan manusia dan alam sekitar (binatang, tumbuhan dan alam) serta mempunyai sifat welas asih. Kedua, ora nerak wewalerane negoro (taat dengan aturan negara) hal ini berarti sedulur Sikep taat dan patuh kepada pemerintah dan menghormati hukum nasional.
Ketiga, Ora nerak sing dudu sak mestine (hidup berjalan bagaimana mestinya sesuai dengan hukum alam) mereka yakin bahwa alam semesta ini mempunyai hukumnya yang jika dilanggar maka saatnya nanti akan mendapatkan sanksi dari alam. Keempat, Ora cidra ing janji (tidak ingkar janji) mereka sangat konsisten dalam memegang janji, termasuk juga konsisten dalam menolak segala bentuk penjajahan maupun kebijakan yang tidak berpihak pada hak rakyat (seperti kerja paksa atau pungutan pajak yang tinggi era kolonial yang menjerat rakyat).
Kelima, Ora sepoto nyepatani (tidak mudah ucap sumpah serapah) bagi orang Samin, ucapan bagaikan pancaran batin dan budi. Seseorang yang berkata kasar atau sumpah serapah akan merusak dan menodai kesucian batin sendiri, Samin memilih berbicara dengan bahasa yang halus, sederhana, dan jujur.
Panca Sesanti dan Panca Wewaler bukan sekedar tuntunan moral, melainkan juga fondasi filosofis dan etis, namun juga selaras dengan nilai-nilai universal masyarakat adat yang menekankan keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas. Prinsip persaudaraan, perdamaian, kejujuran, menghargai hukum alam, dan menghargai keberagaman menjadi jembatan penghubung kearifan lokal Samin dengan nilai-nilai adat lain di nusantara yang kesemuanya menjunjung tinggi solidaritas, gotong royong, kasih sayang, dan kesadaran ekologis.
Oleh karena itu, ajaran ini tidak hanya memperkuat identitas komunitas Samin Klopoduwur, tetapi juga menyuburkan khazanah kearifan masyarakat adat Indonesia dalam menghadapi dinamika kehidupan modern tanpa kehilangan akar spiritual dan budaya.

Peneliti pada Pusat Riset Hukum Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan konsentrasi kajian Hukum Adat dengan menggunakan paradigma sociological jurisprudence
0 Pengikut

Eh Dasar Samin: dari Ejekan Menjadi Kearifan
3 jam laluBaca Juga
Artikel Terpopuler